WORKSHOP ICEMA
(INDONESIAN CUTTING EDGE MUSIC AWARDS):
“MUSIC & SOCIAL NETWORKING”
Social Networking merupakan semacam portal atau situs tempat berkumpulnya para member yang ingin menjalin dan menambah relasi agar pertemanan di Dunia Maya ini lebih erat dan tentu saja lebih banyak. Seiring perkembangannya, Social Networking tidak hanya sebagai ajang berkumpul, namun juga ajang berbagi dan promosi. Banyak banget Social Networking yang menawarkan fitur “Rangking/Peringkat” dimana penilaian yang diberikan terhadap situs/blog/profile kita yang terdaftar tergantung dari masing-masing kebijakan si-penyelenggara. Dunia musik Indonesia pun saat ini sering menggunakan sarana social networking ini sebagai ajang pencarian bakat para muda. Guna memberikan pengetahuan/edukasi kepada anak muda tentang dunia maya (jejaring social) bagi perkembangan musik di Indonesia maka Windows Live dan Trax FM bekerjasama dengan HMJ Ilmu Komunikasi FISIP Undip mengadakan workshop Indonesian Cutting Edge Music Awards (ICEMA) yang bertemakan “Music and Social Networking”.
Workshop yang diadakan pada Selasa, 25 Mei 2010 di Gedung Prof. Soenardi Jalan Hayam Wuruk ini dimulai pada pukul 9.30WIB. Pada pukul 09.00WIB peserta workshop sudah berada di dalam ruangan dan sangat antusias untuk mengikuti jalannya workshop karena dalam workshop ini dihadirkan M. Bayu Widagdo, S.Sos (Dosen Marketing Komunikasi), Garna Raditya (Wartawan Suara Merdeka dan aktivis musik indie & cutting edge), serta Endah & Rhesa (Artis dari Jakarta dan finalis ICEMA 2010) sebagai pembicara.
Pada awal dibukanya acara workshop ini ditampilkan salah satu new comer dari finalis ICEMA. Setelah sang new comer selesai menyanyikan satu lagu maka dimulailah acara workshop ini. Pembicara pertama yaitu Garna Raditya menjelaskan perihal cutting edge dan perkembangan musik di Indonesia. Suasana saat itu hening karena para peserta terlihat menikmati uraian yang diberikan oleh Garna Raditya. Tambahan uraian pun diberikan oleh M. Bayu Widagdo. Bayu menjelaskan perihal social network yang sekarang mulai diramaikan juga oleh Windows Live. Selesai dengan uraian yang diberikan oleh dua pakar tersebut, Endah & Rhesa melanjutkan acara workshop ini dengan sharing pengalaman yang mereka dapatkan setelah beberapa tahun terjun ke dunia permusikan Indonesia.
Endah & Rhesa merupakan pasangan suami-istri yang sering berkolaborasi bersama dalam satu panggung. Mereka sering membawakan lagu-lagu mereka secara akustik. Dulu, saat pertama-tama mereka meniti karir, banyak kafe-kafe yang menolak pengajuan Endah & Rhesa untuk tampil di kafe tersebut karena pada saat itu sedang trend dengan musik “DJ”; bukan acustic musical. Namun, suatu waktu ada 1 kafe yang menyetujui Endah & Rhesa untuk tampil mengisis life music di kafe mereka. Dengan kegigihan mereka, lambat laun musik mereka pun diterima oleh khalayak. Mereka kemudian menyambangi dunia social networking guna mempermudah akses mereka dalam berpromosi. Endah & Rhesa percaya bahwasanya being different is good.
Sharing yang diberikan oleh Endah & Rhesa ini menyita banyak perhatian dari para peserta workshop. Terlihat pada saat sesi tanya jawab banyak peserta yang berlomba-lomba untuk bertanya kepada Endah & Rhesa. Namun pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak semata-mata ditujukan pada Endah & Rhesa, Bayu dan Garna pun menjadi sasaran dilontarkannya beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan social networking.
Selesai dengan sesi tanya jawab maka masuk ke acara terakhir yang paling dinanti oleh para peserta yaitu life performance dari Endah & Rhesa. Hampir seluruh peserta ikut bernyanyi bersama dengan Endah & Rhesa. Terpukau dengan aksi yang ditunjukkan oleh pasangan suami-istri ini, tepuk tangan dari para peserta pun mulai mengudara dengan begitu nyaringnya.